Rabu, 15 Juni 2016

Salamun, si miskin yang terlupakan

Renungan pagi..



Salamun sedang jadi bahan gunjingan warga. Persoalannya ada yg melihat Salamun membeli nomor buntut. Dan juga warga sering melihat Salamun keluar masuk kuburan. Menurut gosip yg berkembang Salamun sering minta nomor buntut pada kuburan para arwah leluhur yg dimakamkan disitu.

" Ini syirik tahayyul yg mesti  kita basmi "

" Pasang buntut itu jelas2 judi. Jangan didiskusikan lagi. Tangkap !"

" Ini membahayakan iman kita. Kalau sampai dia dapat nomor, warga akan menirunya diam2 atau terang2an. Usir !!"

" Mencampur adukkan agama dengan percaya kuburan itu bid'ah khurofat penistaan agama. Halal darahnya !!!"

" Salamun contoh ahli neraka !!!.

Begitulah isi rapat warga. Maka dengan bersemangat perwakilan warga menghadap Kyai Basir. Tokoh warga yang dihormati.

" Sampeyan sudah tanya langsung sama Salamun ?"

" Belum Kyai "

" Sampean tahu apa yang dilakukan Salamun dikuburan ?"

Semua diam. " Tidak tau Kyai", salah seorang nyeletuk.

" Sampean tau kenapa Salamun sampai pasang buntut ?"

Semua terdiam.

" Begini saudara2ku. Kalian semua sudah berprasangka buruk. Salamun kekuburan belum tentu mau minta nomor pada kuburan. Mungkin dia mencari tempat yg nyaman untuk merenung. Dirumahnya jangankan ada taman, ada kamar saja sudah untung. Mungkin dia sumpek dirumah. Mungkin habis bertengkar dg istrinya.
Kemungkinan juga dia ingin menyendiri karena kamu semua mengucilkan dia dari pergaulan. Kalian semua tak pernah menganggapnya sebagai manusia yg setara. Kalian lebih menghormati pak Bupati yg sebenarnya bukan tetanggamu. Kalian lebih menghormatiku yg sebenarnya jauh dari rumahmu. Kalian lebih suka mengantarkan berkat slametan kepada orang2 yg lebih kaya. Sedangkan Salamun hanya kamu kasih sisa2nya. Kalian lebih suka merenovasi musholla yg sdh bagus daripada metenovasi rumah Salamun yg mau roboh. Kalian telah membuat Salamun merasa bukan golongan ahli surga.

Semua terdiam.

Kyai Basir makin menjadi.

" Itulah sebabnya Salamun lebih merasa nyaman berada diantara kuburan orang2 mati. Itulah sebabnya Salamun lebih suka mengadu pada arwah para Wali karena kalian tak pernah peduli mendengar keluhannya.

Kalian tahu kenapa Salamun sampai pasang buntut ?. Itu karena dia sudah tidak ada yg bisa diharapkan. Apakah kalian pernah tanya ada beras dirumahnya ?. Pernah tanya kesehatan ibunya ?. Sekolah anak2nya ?. Hutang2nya ?
Kenapa kalian lebih suka berzakat lewat media media ?. Bukan diberikan kepadanya ?. Kenapa kalian lebih suka bersedekah kepada pejuang Palestina ?. Bukan tetangganya ?. Kenapa kalian lebih suka umroh berkali kali daripada memberikan beasiswa buat anak2nya ?.

Kalian semua telah berdosa karena perbuatan kalian menyebabkan Salamun melakukan dosa !!!. Kalian belajar agama tapi tidak pernah paham maksudnya. Kalian telah melakukan dosa kifayah. Dosa yang ditanggung bersama sama.

Kyai Basir makin menggelegar. Hampir menggebrak meja kalau saja pintu rumah tengah terbuka. Dari dalam rumah Kyai Basir Salamun muncul membawa baki berisi beberapa gelas teh.
" Assalaamualaikum "
" Waalaikum salaaam..."

Salamun menghidangkan teh untuk Kyai Basir dan tamu2nya. Mencium tangan Kyai Basir, krmudian masuk lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar