Kamis, 19 Maret 2020

CORONA DAN TUHAN

*TUHAN MENGAJAR MELALUI CORONA*

*Vatikan sepi.*
*Yerusalem sunyi.*
*Tembok Ratapan dipagari.*
*Paskah tak pasti.*
*Kabbah ditutup.*
*Shalat Jumat dirumahkan.*
*Umroh batal.*
*Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.*

*Corona datang*
*Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh!*
*Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu.*
*Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.*

*Ketika Corona datang,*
 dipaksa mencari Tuhan.*
*Bukan di Basilika Santo Petrus.*
*Bukan di Kabbah.*
*Bukan di dalam gereja.*
*Bukan di masjid.*
*Bukan di mimbar khotbah.*
*Bukan di majels taklim.*
*Bukan dalam misa Minggu.*
*Bukan dalam sholat Jumat.*

*Melainkan,*
*Pada kesendirianmu.*
*Pada mulutmu yang terkunci.*
*Pada hakikat yang senyap.*
*Pada keheningan yang bermakna.*

*Corona mengajarimu,*
*Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian.*
*Tuhan itu bukan (melulu) pada ritual.*
*Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.*

*Corona memurnikan agama*
*Bahwa tak ada yang boleh tersisa.*
*Kecuali Tuhan itu sendiri!*
*Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar.*
*Tidak ada lagi sorak sorai memperdagangkan nama Tuhan.*

*Datangi, temui dan kenali DIA di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri.*
*Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri bersamaNya.*

*Sesungguhnya Kerajaan Tuhan ada dalam dirimu.*
*Qalbun mukmin baitullah.*
*Hati orang yang beriman adalah rumah Tuhan.*

*Biarlah hanya Tuhan yang ada.*
*Biarlah hanya nuranimu yang bicara.*
*Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh Tuhan melalui kejadian ini.*
*Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.*

*Rahayu sagung dumadi.......*