Minggu, 21 Maret 2021

NENTAL KAYA

(CEO PT. Indo Tata Graha)
.
Thomas J. Stanley, Ph.D dalam bukunya The Milionaire Mind menyebut, para miliuner yang dia teliti membangun bisnis mereka dari nol. Jadi bukan bisnis warisan orangtua atau nenek moyang. Meskipun sebagian besar miliarder itu bukan berasal dari keluarga mampu, namun mereka berjuang untuk membangun kepribadian mandiri sejak masih remaja. Pada saat mereka belum sukses, mentalitas kaya sudah menghiasi kepribadian mereka. Mereka belajar berhemat, berdisiplin, bergaul secara luwes dan mulai merancang impian-impian kelak di masa dewasa. 
.
Saat ini boleh saja kita masih miskin dan belum sukses, tetapi harga diri tidak boleh di letakkan di bawah kaki. Rendah hati itu harus, tapi rendah diri jangan. Kemiskinan akan tetap berwujud kemiskinan manakala si miskin tak mengubah mentalitasnya. Mentalitas kaya adalah sebuah sikap menghargai diri sendiri di hadapan orang lain maupun diri sendiri. Mentalitas kaya berpegang pada keyakinan diri yang besar bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan diri. Sebaliknya orang yang bermental miskin umumnya ditandai dengan ketidakpercayaan diri berhadapan orang lain atau saat menghadapi tantangan. 
.
 
Ciri-ciri orang bermental kaya itu antara lain:
.
1.  Menolak Belas Kasihan Orang Lain
Orang bermental kaya pantang menerima pemberian orang lain secara cuma-cuma tanpa alasan yang bisa diterima. Menolak belas kasihan orang bukan berarti angkuh atau sombong, tetapi sebuah prinsip bahwa segala hal harus dilalui dengan perjuangan. Orang yang terbiasa hidup dari rasa belas kasihan orang lain cenderung malas atau tidak punya semangat untuk hidup mandiri. Berarti orang yang terbiasa menerima pembelian orang lain secara tidak sadar mendidik karakternya untuk menjadi orang yang bermental miskin. 
Salah satu ciri yang melekat pada orang bermental miskin adalah senang pada hal-hal yang sifatnya gratisan. Ia senang dengan pemberian orang lain padahal ia sendiri mampu memenuhinya. Sebaliknya mereka merasa berat ketika dimintai bantuan orang lain. Berbeda dengan orang bermental kaya, mereka ringan tangan. Karena mereka berkeyakinan bahwa kemuliaan diri diukur dari seberapa banyak kontribusi mereka pada kehidupan. 
.
 
2. Bersedekah
Bersedekah atau berbagi harta adalah syarat wajib membangun mental kaya. Logikanya sederhana; ketika seseorang memberi kepada orang lain, secara neurologis dalam otaknya akan terbangun kepercayaan diri bahwa dia punya kemampuan atau kelebihan. 
.
Tentang keutamaan sedekah dalam konteks agama, saya yakin sudah banyak informasi dari Al-Qur’an atau hadis yang Anda dengar. Fokus saya dalam bahasan ini adalah, dampak sedekah bagi kekuatan mental seseorang. Orang yang mentalnya kaya secara otomatis akan memiliki etos kerja (berkarya) di atas rata-rata karena ia sadar memiliki kewajiban untuk membantu orang lain. Sebaliknya orang yang bermental miskin, semangat hidupnya rendah karena yang tumbuh dalam pikirannya adalah bagaimana ia mendapatkan bantuan atau pemberian dari orang lain. 
.
Orang yang gemar sedekah, berarti menyuburkan kepedulian pada dirinya sehingga ia merasa masalah orang lain adalah masalahnya juga. Pikirannya selalu hidup untuk mencari ide bagaimana ia bisa menolong sebanyak mungkin orang. Sebaliknya orang yang pelit, jiwanya kering dari rasa peduli. Jiwa yang kering membuat idenya pun kering karena ia merasa masalah orang lain bukanlah tanggung jawabnya. 
.
Saya kira di dunia ini tidak ada yang tidak suka kepada orang dermawan. Tidak hanya manusia, Tuhan pun suka kepada kaum dermawan. Jika Tuhan sudah suka, maka permintaan apa yang tidak mungkin dikabulkan-Nya?
.
Saya mengistilahkan ikhtiar adalah mesin, dan sedekah adalah pelumas yang membuat aliran rezeki menjadi lancar. Maka bersedekahlah sampai jiwa Anda gemetar. Maksudnya, sedekahlah dalam jumlah yang besar sehingga pikiran negatif dalam diri Anda terguncang karena dikalahkan oleh pikiran positif. 
.
 
3. Tak Berhenti Belajar 
Mengupgrade diri adalah syarat berikutnya membangun mental kaya. Steve Jobs pernah berkata “stay hungry, stay foolish”, tetaplah lapar, tetaplah bodoh. Stay hungry maksudnya jangan cepat merasa puas terhadap pencapaian yang Anda raih. Stay foolish mengandung makna tetaplah merasa bodoh sehingga Anda selalu punya etos untuk terus belajar di mana pun, kapan pun dan dari siapa pun. 
.
Orang yang bermental kaya memang memiliki kecenderungan haus akan ilmu sehingga ia terus belajar secara otodidak atau belajar dari pengalaman dalam rangka mengasah skill-nya. Mereka tidak mau menunggu kesempatan datang, tetapi mereka mengejar kesempatan untuk terus belajar. Maka orang-orang yang bermental kaya biasanya jam tidurnya lebih sedikit. Dalam sehari Pak Habibie hanya tidur 4 jam, selebihnya untuk belajar dan berkarya. Lantas bagaimana dengan Anda?
.
4. Tak Takut Bermimpi Setinggi Langit
Gantungkan cita-citamu setinggi langit, jika engkau jatuh setidaknya jatuhnya di bintang-bintang, kata Bung Karno. Orang yang bermental kaya memang tidak pernah merasa kapok kendati pun kegagalan berulang kali menghantamnya. Alih-alih stuck dengan meratapi kegagalannya, orang bermental kaya memilih untuk terus mengejar memimpinya sembari mengevaluasi kegagalannya. 
.
Meskipun kehidupan mereka saat itu penuh kekurangan, tapi mereka memiliki keyakinan bahwa mimpilah yang mampu mengubah keadaan diri mereka. Orang yang takut bermimpi sesungguhnya telah membunuh harapannya sendiri.

Senin, 07 September 2020

YANG TERSIRAT

Apakah Tuhan  apakah Engkau  sakit, lapar dan haus ?

Dalam sebuah hadis qudsi Allah swt berfirman, “Wahai anak Adam! Aku sakit mengapa engkau tidak menjenguk-Ku, ia berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam. Allah berfirman: Engkau tahu bahwa seorang hamba-Ku sakit di dunia, akan tetapi engkau tidak menjenguknya, seandainya engkau menjenguknya sungguh engkau akan dapati Aku di sisinya.”

“Wahai anak Adam, Aku meminta makan kepadamu, mengapa engkau tidak memberi-Ku? Orang itu berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku memberi-Mu makan sedangkan engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah berfirman: Engkau mengetahui ada dari hamba-Ku yang kelaparan dan engkau tidak memberinya makan, sekiranya engkau memberinya makan, niscaya engkau dapati Aku di sisinya.”

“Wahai anak Adam Aku meminta minum padamu sedang engkau enggan memberi-Ku minum. Ia berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah menjawab: Seseorang meminta minum padamu dan engkau tak memberinya, sekiranya engkau memberinya minum niscaya engkau dapati Aku di sisinya.” (HR. Muslim)

Jumat, 31 Juli 2020

ikhlas dalam menuntun bukan menuntut

Ternyata selama ini saya keliru, bahkan mungkin salah besar dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Dan bisa jadi ini juga dialami banyak orang. Menuntut, ya kita selalu menuntut agar pasangan kita lebih baik dan sesuai harapan kita, padahal sejatinya sebagai manusia tentu kita banyak kekurangan. 

Dalam satu kesempatan tanpa sengaja saya menonton sebuah tayangan di youtube , cerita tentang sepasang suami istri yang begitu harmonis. Rahasianya menurut mereka adalah merubah ego untuk menuntut menjadi kesadaran untuk menuntun. Maksudnya apa? Maksudnya sebagai suami tugasnya adalah menuntun istri bila ada sikap dan ucapannya yang kurang berkenan, memberinya teladan yang baik agar perlahan lahan sikap dan ucapannya menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya. Dalam kesempatannyang lain bisa jadi kita sebagai suami yang bersikap kurang berkenan maka sang istri menuntun suaminya dengan nasehat yang lembut dan penuh kasih sayang. Tentu saja ini bukan sesuatu yang mudah, diperlukan kesabaran dan keikhlasan.


Pada momentum hari raya idul adha ini, mari kita belajar pada kesabaran dan keikhlasan nabi Ibrahim alaihi salam. Bagaimana sikapnya dalam berumah tangga , menuntun keluarganya agar senantiasa bersikap baik dan sabar penuh ketakwaan dan keikhlasannya dalam merelakan anaknya nabi Ismail untuk disembelih (faktanya yang disembelih adalah seekor kambing).. Tujuannya adalah membuang ego sebagai manusia yang merasa memiliki dan mencntai sesuatu di dunia. Karena pada hakikatnya semua adalah milik Allah swt.

Banyak lagi teladan yang bisa kita contoh dari nabi Ibrahim alaihi salam. Tapi di sini saya lebih menekankan tantang sikap manusia yng selalu menuntut dan bukan menuntun. Bayangkan bila dalam berkeluarga kita lebih mengedepankan tuntunan dari pada tuntutan, niscaya semuanya akan lebih baik dan harmonis penuh kasih sayang. Tentu dengan mengharap ridho dan rahmat Allah swt.

Semoga bermanfaat.

Kamis, 16 Juli 2020

RONMALJUM

Ronmaljum itu singkatan dari ronda malam jumat, ya memang saya secara kebetulan atau tidak selama dua tahun terkhir ikut gabung dengan kelompok ronda malam jumat. Sebelumnya saya pernah ikut jadwal ronda malam selasa dan malam kamis tapi tidak berlangsung lama.

Tapi bukan itu yang ingin saya tampilkan disini. Melainkan tentang ronda tadi malam yang begitu berkesan. Bagaimana tidak, biasanya yang kena geblokan atau tuan rumah tempat ngumpul ronda adalah satu orang yang mempersiapkan tempat berikut konsumsinya.

 Tadi malam yang seharusnya jadi tuan rumahnya adalah pak Maryadi, namun kumpul rondanya di tempat bang Edy dan uniknya sponsor utama penyedia makanan adalah pak Tedjo ckckckckkkck ..benar benar kolaborasi yang cantik bukan.

Obrolan terasa lebih hangat karena kebersamaan yang dibangun dari gotong royong yang syahdu diantara kita. Tertawa lepas padahal keringat bercucuran karena mie kopyok buatan istri bang edy mengandung cabe rawit merah super pedas tersembunyi di dasar mangkok. 

Oiya..hampir lupa, domisili kita di tegal gendu, kotagede Jogja ya gaes. Masih ada ronda malam bersama bapak bapak, ngumpul bareng sambil menikmati teh panas dan cemilan. Sambil ngobrol bareng karena di hari biasanya kita jarang bertemu karena kesibukan masing masing.

Alhamdulillah..smoga lingkungan kita aman, dan kita selalu sehat rukun sejahtera dan bahagia selalu.
Aamiiin

Sabtu, 20 Juni 2020

uang dan akhlak

Mau tahu akhlak seseorang? Coba berurusan uang dengannya

Mau tahu kejujurannya, coba percayakan dia mengelola uang. 

Mau tahu tepat janjinya, coba pinjami dia uang. 

Mau tahu keegoisannya, coba ambil alih tanggung jawabnya dalam keuangan. 

Mau tahu kasih sayangnya, coba minta bantuan uang padanya. 

Mau tahu harga dirinya, coba sering makan bersama, lihatlah inisiatifnya untuk membayar. 

Mau tahu kedzalimannya, coba bekerja padanya dan lihat bagaimana caranya memberikan upah. 

Percayalah orang yang terlihat baik akan ketahuan kepalsuannya saat berurusan 
dengan uang.

Orang baik walaupun dalam keadaan susah tetap ringan tangan dalam hal keluar uang walaupun dirinya sendiri sangat membutuhkan. 

Dalam agama Islam ini di sebut Itsar lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada diri sendiri.

#Copas_Halal 👌

Minggu, 07 Juni 2020

BUYA HAMKA

*MUTIARA HIKMAH* 
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻.
*BUYA HAMKA, HIKMAH DI BALIK PENJARA*

"Presiden Soekarno pernah 'menyerang' ulama besar di masanya, Buya Hamka. Bersama Mohammad Yamin, Soekarno melalui headline beberapa media cetak asuhan Pramoedya Ananta Toer melakukan pembunuhan karakter atas diri Hamka, namun tak sedikit pun fokus Hamka bergeser dalam menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. Sebab terlalu kuatnya karakter Hamka, di tahun 1964, Soekarno tak sungkan-sungkan menjebloskan ulama besar asal Minangkabau ini ke dalam penjara tanpa melewati persidangan. 

2 tahun 4 bulan lamanya Hamka dipenjara, apakah lantas ia bersedih, mendendam dan mengutuk-ngutuk betapa jahatnya Soekarno padanya? 

Tidak! Hamka justru bersyukur bisa masuk penjara. Di dalam terali besi itu ia punya waktu yang banyak untuk menyelesaikan 30 juz Tafsir Alqur'an yang dikenal dengan Tafsir Al-Azhar. 

Lantas, bagaimana dengan ketiga tokoh tadi? Pramoedya, Mohammad Yamin dan Soekarno?

Ternyata Allah masih sayang pada mereka, Pramoedya, Mohammad Yamin dan Soekarno. Kekejian mereka pada Buya Hamka tidak harus diselesaikan di akhirat. Allah mengizinkan masalah ini diselesaikan di dunia. 

Di usia senja, Pramoedya mengakui kesalahannya di masa lalu. Ia mengirim putrinya, Astuti dengan calon suaminya, Daniel yang mualaf untuk belajar Islam pada Hamka sebelum mereka menjadi suami istri. Apakah Hamka menolak? Tidak! Justru dengan hati yang sangat lapang Hamka mengajarkan ilmu agama pada anak dan calon menantu Pramoedya tanpa sedikit pun mengungkit-ungkit kekejaman Pramoedya. Astuti, anak perempuan Pramoedya pun menangis haru melihat kebesaran hati ulama besar ini. Hamka juga yang menjadi saksi atas pernikahan anak Pramoedya. 

Saat Mohammad Yamin sakit keras, ia meminta orang terdekatnya untuk memanggil Hamka. Dengan segala kerendahan hati dan penyesalannya pada ulama besar ini, Mohammad Yamin meminta maaf atas segala kesalahannya. Dalam kesempatan nafas terakhirnya, tokoh besar Indonesia, Mohammad Yamin pun meninggal dunia dengan ucapan kalimat-kalimat tauhid yang dituntun oleh Hamka. 

Begitu juga dengan Soekarno, Hamka justru berterima kasih dengan hadiah penjara yang diberikan padanya karena berhasil menulis buku yang menjadi dasar umat Islam dalam menafsirkan Alqur'an. Tak ada marah, tak ada dendam, ia malah merindukan tokoh besar Indonesia, proklamator bangsa karena telah membuat ujian hidup sang Buya menjadi semakin berliku namun sangat indah. Hamka ingin berterima kasih untuk itu semua. Tanggal 16 Juni 1970, seorang ajudan Soekarno datang ke rumah Hamka membawa secarik kertas bertuliskan pendek; 

“Bila aku mati kelak, aku minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku.”

Hamka langsung bertanya pada sang ajudan, "Di mana? Di mana beliau sekarang?" Dengan pelan dijawab, "Bapak sudah wafat di RSPAD, jenazahnya sedang dibawa ke Wisma Yoso."

Mata sang Buya menjadi sayu dan berkaca-kaca. Rasa rindunya ingin bertemu dengan tokoh besar negeri ini malah berhadapan dengan tubuh yang kaku tanpa bisa berbicara. Hanya keikhlasan dan pemberian maaf yang bisa diberikan Hamka pada Soekarno. Untaian doa yang lembut dan tulus dipanjatkannya saat menjadi Imam Shalat Jenazah Presiden Pertama Indonesia. 

Kemudian Buya Hamka dipercaya sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama kali, 26 Juli 1975 hingga tahun 1981. Buya Hamka mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Al Azhar Mesir dan Universitas Nasional Malaysia, dan memperoleh gelar guru besar / Profesor dari Universitas Prof.Dr. Mustopo di Jakarta. 

Karya tulis Buya Hamka lebih dari 75 buku, dan magnum opusnya adalah Tafsir Al Azhar sejumlah 30 jilid. Kitab/ buku Tafsir tafsir yang bagus, bermutu  dan luas penafsirannya. Juga menulis buku / khitab : Khatibul Ummah ( bahasa arab 3 jilid), Sejarah Umat Islam, Pembela Islam ( Tarikh Sayidina Abubakar Asshidiq),  Pribadi Hebat, Adat Minangkabau dan Agama Islam, Tasawuf Modern, Arkanul Islam,  Falsafah Hidup, Revolusi Agama, Islam dan Demokrasi, Negara Islam,   Pedoman Muballigh Islam, Kenang-kenangan Hidup,  Pelajaran Agama Islam, Pandangan hidup Muslim, Falsafah hidip, Pedoman Hidup, Ghirah: Cemburu karena Allah, Dibawah lindungan Kakbah,  Ayahku, Perkembangan Tasawuf dari Abad ke Abad, Sayyid Jamaludin Al Afghani, Ekspansi Idiologi ( Al ghaswul Fikri),  Kedudukan Perempuan Dalam Islam, Falsafah Idiologi Islam, Lembaga Hikmat, Lembaga Hidup,  Doa-Doa Rasulullah Saw, Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia ( Pidato di Kairo Mesir 1958). Untuk Doktor Honoris Causa di Universitas Al Azhar Mesir. Dll.

Buya Hamka lahir di Desa  kampung Molek, Maninjau Sumatera Barat, 17 Februari 1908 dan Wafat 24 Juli 1981 di Jakarta.

Terima kasih Buya, atas pembelajaran kehidupan dari cerita hidupmu...

Semoga bermanfaat. Aamiin.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿