*MANA YANG LEBIH UTAMA:*
_"Sedekah Kepada Orang Miskin atau Pada Karib Kerabat?"_
*Karib Kerabat* adalah semua orang yang mempunyai hubungan darah dengan kita mulai dari Ibu, Bapak, Saudara Kandung, Paman, Bibi, Keponakan, Saudara Sepupu, dan Cucu .
Pertanyaan di atas mungkin dirasa sepele, namun kenyataannya, *banyak orang muslim yang belum tau* dan lebih *memilih untuk bersedekah kepada fakir miskin daripada bersedekah kepada keluarga atau kerabatnya sendiri*.
Padahal, setiap perintah sedekah dan infak di dalam kitab suci Al-Qur’an, *selalu yang pertama kali disebutkan adalah karib kerabat*.
*Seperti yang termaktub dalam ayat berikut ini*:
*وءاتى المال على حبه ذوى القربى*
*“…dan memberikan harta yang ia cintai kepada karib-kerabat…..”*
(QS. Al Baqarah 177)
*وءات ذى القربى حقه والمسكين*
*“...Dan berikanlah kepada karib-kerabat akan haknya dan orang miskin….”*
(QS. Al-Isra 26)
Dan banyak lagi ayat lain yang senada dengan itu.
Jika dicermati, ada satu pesan yang sangat penting untuk kita amalkan, yaitu mendahulukan karib kerabat atau orang terdekat untuk menerima infak, sedekah, atau apapun bentuk kebaikan sebelum kita memberi kepada orang lain, kita harus perhatikan *_apakah ada di antara orang terdekat kita yang masih membutuhkan atau semua sudah makmur dan tidak perlu disantuni lagi?_*
Sangat disayangkan apabila seseorang memiliki kekayaan yang membuat ia mampu menyantuni orang lain dan sangat peduli dengan masalah sosial di lingkungannya, sehingga ia mudah memberi kepada fakir miskin, anak yatim, dan berbagai bentuk amal sosial lainnya.
_Namun sayang beribu sayang ia sangat cuek dan pelit kepada karib kerabatnya sendiri_.
*Barangkali ia merasa pemberian kepada keluarga terdekat tidak mendapatkan pahala*.
*Padahal justru itulah yang lebih besar pahalanya di sisi Alloh*.
Oleh karena itu pemahaman yang salah ini *perlu diluruskan*.
*Sekedar contoh*:
Tidakkah memilukan, bila seseorang tinggal di rumah yang besar bagaikan istana, sementara saudara kandungnya tinggal di rumah RSSS? (rumah sangat sederhana sekali).
Tidakkah kita mengangkat alis bila seseorang mempunyai kekayaan besar, turun dari satu mobil mewah dengan dibukakan pintu oleh para ajudan, berpindah dari satu gedung mewah ke gedung mewah berikutnya, namun saudara kandungnya menjadi kuli yang siap diperintah-perintah dengan suara tinggi sambil diacungi telunjuk kiri dan wajahnya penuh ketakutan dengan kepala tertunduk serta badan yang membungkuk?
*Ingatlah*..
Rasululloh SAW bersabda:
*...يا أمة محمد، والذي بعثني بالحق لا يقبل الله صدقة من رجل وله قرابة محتاجون إلى صلته ويصرفها إلى غيرهم. والذي نفسي بيده، لا ينظر الله إليه يوم القيامة*
_“…Wahai ummat Muhammad, demi Alloh yang telah mengutusku dengan kebenaran, *Alloh tidak akan menerima sedekah seseorang yang mempunyai kerabat yang membutuhkan bantuannya, sementara ia memberikan sedekah atau bantuan itu kepada orang lain*. Dan demi Alloh yang jiwaku berada dalam genggamannya, Alloh tidak akan memandangnya di hari kiamat nanti”_.
(HR. Thabrani)
Rasululloh SAW juga pernah bersabda:
*الصدقة على المسكين صدقة، وعلى القريب صدقتان، صدقة وصلة*
*_“Sedekah kepada orang miskin dinilai SATU sedekah, sedangkan kepada karib kerabat nilainya sama dengan DUA, yakni nilai sedekah dan nilai silaturrahim”_*
✍️ *Pesan penting yang sangat jelas di sini*:
_“Jika anda diizinkan oleh Alloh SWT menjadi orang yang berada, maka jadikanlah orang terdekat anda juga merasakan keberkahan yang dilebihkan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala kepada anda. Jangan sampai masyarakat memuji kedermawanan anda, sementara saudara dekat dan karib kerabat anda sendiri dalam keadaan kekurangan”_.
*Na'udzubillahi mindzalik..*
*Wallohu A’lam bishawab*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar