CLASS MANAGEMENT
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
“Ibu/Bapak, kemarin si Fulan ngambil pensil saya bu!!”
“………………………………………………………….. (diam seperti robot)”
“dug dug dug, tak tak tak, la lala la lala”
“Zzzzzzzzz………..(tertidur pulas)”
Kira-kira seperti itu lah beberapa suasanya kelas jika dituangkan ke dalam tulisan…
Seperti yang kita semua ketahui, tidak semua guru mampu menjalankan peran dan fungsinya secara memadai. Beberapa faktor penyebab hal itu adalah permasalahan kepribadian, kurangnya kemampuan dalam merespon permasalahan yang terjadi dalam proses kegiatan belajar – mengajar, kurangnya penjiwaan untuk menjadi seorang guru, kultur, kondisi peserta didik, dan masih banyak lagi. Kita juga sama-sama mengetahui bahwa apa pun kondisi dan alasannya, seorang guru dituntut untuk mampu menjadi kan kegiatan belajar mengajar sesuatu yang indah. Salah satunya adalah dengan cara menjadi seorang manajer di dalam kelas, yang prosesnya disebut dengan manajemen kelas (class management).
Peran seorang guru sebagai seorang manajer di dalam kelas tidak boleh semata-mata hanya sebagai syarat saja, apalagi dipandang sebelah mata. Jika kondisi kelas berantakan, amburadul, tidak ada penataan yang baik serta sarana yang kurang memadai sudah pasti akan menghambat ketercapaian atas keberhasilan kegiatan belajar – mengajar.
Dalam me-manage kelas, seorang guru harus mampu mengerahkan berbagai keterampilannya saat mengajar. Setidaknya ada 3 kemampuan seorang guru yang akan saya bahas.
1. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah suatu hal yang wajib jika kita menginginkan suasana kelas yang “hidup”. Seperti yang sudah saya jelaskan pada tulisan “How To Be A Great Teacher”, anak-anak tidak akan merasa nyaman dan cepat merasa jenuh jika suasana kelas datar ditambah dengan sosok guru yang kurang kreatif dan inovatif. Lalu, jenis variasi seperti apa saja kah yang harus dimiliki?. Yang pertama dan paling penting adalah kita harus bisa membuat variasi dalam gaya mengajar kita. Menggunakan variasi gerak tubuh (gesture), variasi suara, dan variasi karakter. Kita boleh dan sah-sah saja bergerak seleluasa mungkin untuk menarik perhatian siswa, kita boleh memainkan volume dan intonasi suara, dan kita boleh saja tiba-tiba mendadak menjadi guru baik atau guru tegas demi menghilangkan suasana yang monoton. Kita juga harus memperhatikan variasi dalam penggunaan media pembelajaran, karena siswa akan mudah tertarik dengan hal-hal yang unik selain buku untuk media belajarnya.
2. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Kegiatan membuka tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal pelajaran saja, tetapi juga pada setiap penggal kegiatan pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran berlangsung. Misalnya kita sedang menerangkan 11 negera-negara di ASEAN, setelah kita sampai pada negara ke – 6, kita bisa melakukan review materi dan kalibrasi (menghentikan materi sejenak, untuk melanjutkan ke penjelasan berikutnya). Berikut ada contoh pola yang sangat baik bagi membuka dan menutup kegiatan belajar – mengajar.
a. Membuka
Diawalai dengan salam dan sapa apresiasi dan doa memberikan tujuan pembelajaran mengungkapkan harapan dan output.
b. Menutup
Merangkum dan me-review materi memberikan dorongan dan motivasi untuk bertingak diakhiri dengan kegiatan pamit yang indah dan berkesan (bisa dengan doa, menghadirkan quote atau kata-kata bijak, kisah-kisah yang mempunyai hikmah)
3. Keterampilan Memberikan Penguatan
Siswa butuh akan sanjungan dan penguatan akan pekerjaannya untuk menghadirkan rasa bangga dalam dirinya. Seorang guru harus peka terhadap hal tersebut, kita harus memberikan feedback, memberikan motivasi, memberikan penguatan positif dalam bentuk verbal, pujian-pujian. Dalam bentuk gesture atau bahasa tubuh pun kita bisa melakukan penguatan terhadap prestasi siswa, seperti memberikan anggukan kepala, wajah yang ceria dan berseri, mengusap kepala atau pundak, berjabat tangan, duduk di dekat peserta didik, dan lainnya. Hal-hal tersebut sangat memberi impuls yang kuat bagi seorang anak dari segi psikologis, yang akan membuatkan terus mengembangkan dirinya selama materi pembelajaran berlangsung.
4. Kemampuan Review dan Melakukan Kalibrasi
5. Kemampuan Meng-handle Kelas
6. Pengaturan Ruang Kelas
Selain poin-poin penting diatas ada pun hal-hal yang kita wajib mengetahuinya, seperti mengatur posisi duduk siswa, kebersihan kelas, furniture tambahan kelas dan lain-lain.
Jika kita sudah mampu, mengetahui dan mempunyai keterampilan dalam menjadi seorang manajer kelas, segeralah kita lakukan dari detik ini juga, karena saya berani jamin para peserta didik-didik kita menginginkan sesuatu hal yang baru dari suasana kelas dan sosok gurunya. Mereka menginginkan belajar adalah hal yang sama asyiknya dengan bermain, mereka menginginkan suasana kelas senyaman suasana rumah mereka. Lihat kembali tulisan saya tentang, bagaimana kita menemukan waktu yang tepat untuk memulai sebuah materi (triune brain).
Masih mau kita menjadikan peserta didik kita menjadi sebuah robot yang kaku? Kelas yang dahsyat bukanlah kelas yang sunyi sepi hanya ada suara guru, tetapi kelas yang aktif, hidup dan terjadi interaksi dan partisipasi aktif pada seluruh siswa.
Salam..
Ferdinal Lafendry
Great Teacher Trainer
Assesor Pedagogis Gerakan Indonesia Mengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar