Copas dari kawan
semoga bermanfaat....!!!
KINDERGARTEN yang melahirkan generasi berpikir DAS SEIN-DAS SOLLEN
"La'ib sab'an, adib sab'an, shohib sab'an": "Didiklah anak-anakmu dalam tiga tahap periode 7 tahun ini: 7 tahun pertama (0-7) dengan permainan, 7 tahun kedua (17-14) dengan kedisiplinan, dan 7 tahun ketiga (14-21) dengan persahabatan (Sayidina Ali kw).
Entah karena mengetahui wejangan sayidina Ali tsb atau karena dari inisiatif para pakar pendidikan di negerinya sendiri, bangsa Jerman telah menemukan sarana bagi-bagi anak sebelum mereka masuk sekolah dasar.
Sarana itu dikondisikan sebagai tempat generasi kanak-kanak mereka bermain dan belajar bersosialisasi dengan teman2 sebayanya. Sarana itu diberi nama KINDERGARTEN yang berarti Taman Kanak-Kanak. Sarana tsb tersebar ke berbagai manca negara. Bahkan, dalam bahasa Inggris juga tetap digunakan KINDERGARTEN.
Para lulusan KINDERGARTEN itu kelak ketika mereka dewasa, otaknya digiring untuk memiliki kerangka berpikir DAS SEIN (keadaan yang terjadi) dan membandingkannya dengan DAS SOLLEN (keadaan yang seharusnya).
Salah satu hasil dari berpikir dengan kerangka DAS SEIN-DAS SOLLEN ini, bangsa Jerman pada umumnya tidak puas melihat keadaan yang disaksikannya. Mereka pun berusaha mengubah realitas itu supaya lebih baik. Karena itu, bangsa ini melahirkan banyak penemu dan pemikir dalam berbagai bidang.
Salah satu keberhasilan kerangka berpikir DAS SEIN-DAS SOLLEN itu sebagaimana keluarnya bangsa Jerman dari berbagai krisis. Hal ini sebagaimana pasca Perang Dunia I, setelah negeri mereka porak poranda karena kalah dalam perang tsb, perekonomian mereka hancur. Karena itu, pada tahun 1923 nilai 1 dollar amerika pernah mencapai 4.200.000.000.000 (4,2 triliun) Mark Jerman. Mereka juga setelah kalah dalam perang dunia kedua dipecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur sejak tahun 1945.
Namun kerangka berpikir DAS SEIN-DAS SOLLEN telah mengubah berbagai keterpurukan tersebut. Hal ini sebagaimana keberhasilan menyatunya negara Jerman sejak tahun 1990. Jerman juga mengarsiteki mata uang euro di Eropa yang kini nilainya lebih tinggi dari pada dollar.
Di Jerman juga sudah ada sekelompok muslim asli Jerman yang berupaya memberlakukan sistem keuangan berdasarkan DAS SEIN-DAS SOLLEN dalam kerangka Islam. Mereka pun telah mencetak kembali dinar (uang emas) dan dirham (uang perak) di bawah koordinasi Rais Andreas Abu Bakar Rieger . Beliau juga mempunyai bawahan di Indonesia dalam mengkoordinasi pencetakan kembali dan penyebarluasan dinar dan dirham yang diamanatkan kepada Amir Zaim Saidi.
Semoga saja umat Islam dan juga umat lain di Indonesia semakin banyak berpikir dengan kerangka DAS SEIN-DAS SOLLEN ketika melihat kenyataan krisis moneter sekarang. Karena itu, mereka tidak diam saja terhadap sistem uang kertas yang distandarkan kepada dollar as, yang menjadikan 1 dollar tahun 1946 = Rp. 2 kini = Rp. 13.000. #salambubur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar