Perbedaan Nama Surat di Dalam Al-Qur'an
Assalamualaikum wr.wr.
Ustadz Ahmad Sarwat yang terhormat sudilah kiranya Ustadz untuk menjawab pertanyaan saya berikut ini:
Saya memiliki dua buah kitab suci Al-Qur'an, yang satu di tulis di Indonesia, dan yang satu lagi berasal dari Arab Saudi.
Di dalam kitab Suci Al-Qur'an juz ke 24, yang dulis di Indonesia suratnya bernama Al-Mu'min, tapi yang berasal dari Arab Saudi bernama Surat Ghofir.
Apakah arti dari kedua nama surat tersebut sama? Dan mengapa tidak di sama? Mohon penjelasan dari Ustadz, terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Abdullah
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Penamaan ganda atas surat dalam Al-Quran memang seringkali terjadi. Maksudnya, sangat boleh jadi satu surat punya beberapa nama sekaligus. Misalnya surat ke17, kadang dinamakan dengan surat Bani Israel, kadang juga dinamakan surat Al-Isra'.
Punya Tiga Nama
Sedangkan nama surat yang ada tanyakan itu, bahkan bukan hanya punya dua nama, bahkan punya 3 nama. Bukan hanya bernama surat Al-Mu'min, tetapi juga surat Ghafir, bahkan juga dinamakan dengan surat Ath-Thaul.
Ketiganya adalah nama resmi dan memang ada kaitannya dengan surat tersebut.
1. Surat Al-Mukmin
Nama surat Al-Mukmin didapat dari sebuah hadits nabi  yang menyebutnya sebagai surat Hamim Al-Mukmin, sebagai cara untuk membedakannya dengan surat lain yang juga dinamakan atau berawalan Hamim, misalnya Hamim As-Sajdah.
Dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah  bersabda, "Orang yang membaca ayat Kursi dan awal ayat surat Hamim Al-Mukmin, dilindungi pada hari kiamat dari pertanyaan. (HR At-Tirmizy, Al-Baihaqi dan Ad-Darimi)
Dan disebut dengan surat Al-Mukmin (laki-laki yang beriman) karena mengacu kepada kisah seorang mukmin yang terdapat di dalam ayat 28 dari surat ini.
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan, "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu." Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (QS: Al-Mukmin: 28)
Laki-laki itu sebenarnya bukan kaum Nabi Musa, tetapi termasuk kaum Fir'aun, dia seorang Qibthi. Namun Allah SWT memberinya hidayah dan mau menerima dakwah Nabi Musa 'alaihissalam. Bahkan menjadi pembela dakwah beliau, sehingga dikisahkan di dalam Al-Quran menjadi icon bagi orang yang membela dakwah.
Menurut riwayat, nyaris tidak ada dari kaum Fir'aun yang mau menerima dakwah Nabi Musa, kecuali orang itu dan isteri Fir'aun. Dan laki-laki itu sebenarnya juga masih kerabat Fir'aun, dia adalah anak paman Fir'aun. Jadi orang itu dengan Fir'aun (Ramses II) masih sepupu, atau orang bilang saudara misan.
Nama Laki-laki itu?
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir jilid halaman disebutkan bahwa nama laki-laki itu adalah Habib, sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Mawardi dalam kitab An-Nakt wal 'Uyun jilid 5 halaman 152.
Ada juga yang mengatakan bahwa namanya Syam'an, sebagaimana perkataan Asuhaili dalam kitab At-Ta'rif wal i'lam halaman 131 dan 151.
Ada juga yang mengatakan bahwa laki-laki itu bernama Khair, sebagaimana yang disebutkan oleh Ath-Thabari dalam kitab tarikhnya. Sedangkan Ibnu Abbas dalam tafsir bahwa namanya adalah Hazbil, atau Hazfil, sebagaimana dikatakan oleh Ats-Tsa'labi.
2. Surat Ghafir
Sedangkan nama Ghafir digunakan karena di awal surat terdapat ayat ketiga yang berisi lafadz Ghafir. Dan Ghafir adalah salah satu sifat Allah SWT, yaitu Mengampuni.
Maksudnya Allah SWT adalah Tuhan yang salah satu sifat-Nya yang paling utama adalah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Sifat mengampuni dosa ini diperkuat lagi dengan lafadz berikutnya, qabilittaubi, yang bermakna Tuhan Yang Maha Menerima taubat hambanya.
Tapi yang menarik, lafadz berikutnya malah paradoks, karena setelah menyebutkan bahwa Dia Maha Pengampun dan Menerima taubat, Allah menyebutkan bahwa Dia juga sangat keras hukuman-Nya, syadidil 'iqab.
3. Surat Ath-Thaul
Sedangkan nama lainnya adalah Ath-Thaul. Dan surat ini dinamakan Ath-Thaul lantaran juga ada kata tersebut pada ayat ketiga, yaitu pada lafadz dziththaul, yang terdapat di akhir ayat. Ath-Thaul berarti yang mempunyai karunia yang tidak putus.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar