Pernikahan Rasulullah saw Dengan Sayyidatuna Khadijah
Setelah beranjak dewasa Nabi saw bergabung dalam kafilah dagang Sayyidah Khadijah . Setiap barang dagangan Sayyidah Khadijah yang dibawa oleh Nabi saw selalu membawa untung yang banyak dan laku keras. Bukan hanya itu, akhlak serta kejujuran Nabi saw pun menjadi buah bibir diantara para pegawai kafilah dagang Sayyidah Khadijah. Ketika mendengar kabar tentang Nabi saw, maka Sayyidah Khadijah mencoba untuk memberi amanat kepada Nabi saw dengan membawa dagangannya ke Syam (sekarang Palestina, Syria, Lebanon dan Yordania).
muhammad wallpaper 3 by mrhighsky
Dalam perjalanan dagang kali ini, Nabi saw ditemani oleh Maisarah yaitu salah seorang kepercayaan Sayyidah Khadijah. Dalam perniagaan ke Syam ini, Nabi saw mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda sehingga kepercayaan Sayyidah Khadijah terhadap Nabi saw semakin bertambah. Karena selama diperjalanan dagang ini Maisarah ikut, maka selama perjalanan ini Maisarah tak henti-hentinya mengagumu kemulian akhlak dari Nabi saw. Setelah pulang ke Makkah, Maisarah melaporkan semua hasil dagangannya tak terkecuali tentang kisah perjalanannya bersama Nabi serta menceritakan kemuliaan akhlak yang dimiliki oleh Nabi saw. Mendapatkan laporan seperti itu, rupanya Sayyidah Khadijah tertarik dengan kemuliaan akhlak Nabi saw serta merasa puas sekaligus terkejut dengan keberkahan hasil dagangan yang didapatnya yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Maka, Sayyidah Khadijah pun seakan menemukan sosok pria yang didambakannya selama ini. Padahal banyak sekali para tokoh dan pembesar kaum yang berusaha untuk menikahinya, namun Sayyidah Khadijah menolak semuanya. Lalu Sayyidah Khadijah pun mencurahkan perasaannya tersebut kepada sahabatnya yang bernama Nafisah binti Muniyyah, dan Nafisah pun segera pergi kepada Rasulullah saw membeberkan niatan Sayyidah Khadijah tersebut dan menganjurkan Rasulullah untuk menikahinya. Beliau pun menyetujuinya dan membicarakan hal ini dengan paman-paman beliau. Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun mendatangi paman Sayyidah Khadijah yang bernama Amr bin Asa dan Sayyidah melamar Khadijah. Tidak lama setelah itu, pernikahan pun dilangsungkan. Akad pernikahan ini dihadiri oleh para keluarga dari kalangan Bani Hasyim dan para pembesar kabilah Mudhar. Pada waktu itu, Nabi saw berusia 25 tahun sedangkan Sayyidah Khadijah berusia 40 tahun. Perbedaan usianya adalah 15 tahun. Pernikahan ini terjadi setelah dua bulan Rasulullah kembali dari Syam.
Dalam pernikahan ini, Rasulullah memberikan mahar berupa 20 ekor unta muda. Sedangkan menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim diceritakan bahwa mahar yang diberikan Nabi Muhammad saw adalah berupa uang sebanyak 500 dirham.
Sahih Muslim Juz 1 halaman 597:
حَدَّثَنَاعَبْدُ العَزِيْزِعَنْ يَزِيْدٍ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ إِبْرَاهِيْمَ عَنْ أبِى سَلْمَةَ عَنْ عَبْدِ الرَحْمَنِأَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ زَوْجض النَّبِيِّصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمْ كَانَ صِدَاقُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ,قَالَتْ: كَانَ صِدَاقُهُ لأَزْوَاجِهِ ثِنْتَى عَشْرَةَ أوْقِيَةً وَنَشًّاز قَالَ: قَالَتْ: أتَدْرِى مَا النَّشُّ ؟. قَالَ: قُلْتُ: لاَ! قَالَتْ: نِصْفُ أوْقِيَةٍ ؛ فَتِلْكَ خَمْسُمِائَةِ دِرْهَمٍ. فَهَذَا صِدَاقُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَزْوَاجِهِ.
Telah menceritakan hadist pada kami Abdul Aziz dari Yazid dari Muhammad dari Ibrahim dari Abi Salamah dari Abdur Rahman bahwa sesungguhnya dia berkata: saya telah bertanya kepada Aisyah isteri Rasulullahsaw., berapa jumlah mas kawin Rasulullahsaw.? Aisyah berkata: mas kawin Rasulullahsaw kepada para isteri beliau adalah 12 auqiyah dan satu nasy. Aisyah berkata: Tahukah engkau apakah nash itu? Abdur Rahman berkata: Aku berkata: Tidak! Aisyah berkata: Setengah auqiyah. Jadi semuanya 500 dirham. Inilah mas kawin Rasulullahsaw kepada para isteri beliau.
Disebutkan dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim bahwa Sayyidah Khadijah adalah wanita terbaik di zamannya. Sehubungan dengan pernikahan Rasulullah saw dengan Sayyidah Khadijah, kesan yang pertama kali didapatkan dari pernikahan ini ialah bahwa Rasulullah saw sama sekali tidak memperhatikan faktor kesenangan jasadiah. Seandainya Rasulullah memperhatikan kesenangan jasadiyah sebagaimana para pemuda di usianya pada waktu itu,niscaya Nabi saw akan mencari pasangan yang seusianya.
Rasulullah saw menikahi Sayyidah Khadijah karena kemuliaan akhlaknya diantara kerabat bahkan kaumnya. Bahkan Sayyidah Khadijah pun mendapatkan jukulan ‘Afifah Thahirah (wanita suci) pada masa jahiliyyah. Bahkan pernikahan ini berlangsung sampai Sayyidah Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun.
Sungguh Nabi saw sangat mencintai Sayyidah Khadijah meskipun Sayyidah Khadijah telah meninggal dunia. Bahkan Sayyidah Aisyah sering cemburu pada Sayyidah Khadijah karena beliau merupakan satu-satunya istri Nabi saw yang mempunyai kedudukan sangat istimewa dan tidak dapat tergantikan oleh yang lainnya.
عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَمَا رَأَيْتُهَا وَلَكِنْ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُكْثِرُ ذِكْرَهَا وَرُبَّمَا ذَبَحَ الشَّاةَ ثُمَّ يُقَطِّعُهَا أَعْضَاءً ثُمَّ يَبْعَثُهَا فِى صَدَائِقِ خَدِيجَةَ فَرُبَّمَا قُلْتُ لَهُ كَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِى الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلاَّ خَدِيجَةُ . فَيَقُولُ إِنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ ، وَكَانَ لِى مِنْهَا وَلَدٌ (رواه البخارى)
“Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, beliau berkata: Saya tidak cemburu kepada istri-istri Nabi seperti cemburu saya kepada Khadijah, saya tidak pernah bertemu Khadijah. Tetapi Nabi sering mengingat Khadijah. Terkadang Nabi menyembelih kambing, memotongnya menjadi beberapa bagian, lalu mengirimnya ke teman-teman dekat Khadijah. Terkadang saya berkata kepada Nabi: “Seperti tak ada wanita lagi di dunia kecuali Khadijah”. Nabi bersabda: “Khadijah telah ada, saya memiliki putra darinya” (Hadits Riwayat Imam al-Bukhari).
Hadis kedua:
قَالَتْ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا ذَبَحَ الشَّاةَ فَيَقُولُ أَرْسِلُوا بِهَا إِلَى أَصْدِقَاءِ خَدِيجَةَ . قَالَتْ فَأَغْضَبْتُهُ يَوْمًا فَقُلْتُ خَدِيجَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا (رواه مسلم
)
“Sayyidah Aisyah berkata: “Jika Rasulullah menyembelih kambing, maka beliau berkata: “Kirimkan daging-daging ini untuk teman-teman dekat Khadijah”. Sayyidah Aisyah berkata: “Saya berkata pada Nabi Saw Nabi di suatu hari dengan keadaan cemburu”. Nabi bersabda: “Saya sudah diberi rezeki mencintainya” (Hadits Riwayat Imam Muslim).
Hadis ketiga:
وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيَتَتَبَّعُ بِهَا صَدَائِقَ خَدِيجَةَ فَيُهْدِيهَا لَهُنَّ (رواه الترمذى)
“Jika Nabi menyembelih kambing, maka beliau mencari-cari teman dekat Khadijah, lalu Nabi menghadiahkannya kepada mereka” (Hadits Imam al-Turmudzi, ia menilai hasan sahih).
Hadis keempat :
” كَانَ إِذَا أُتِيَ بِالشَّيْءِ يَقُوْلُ : اذْهَبُوْا بِهِ إِلَى فُلَانَةَ فَإِنَّهَا كَانَتْ صَدِيْقَةَ خَدِيْجَةَ ، اذْهَبُوْا إِلَى بَيْتِ فُلَانَةَ فَإِنَّهَا كَانَتْ تُحِبُّ خَدِيْجَةَ ” . (رواه البخاري في الأدب المفرد والبزار)
“Jika Nabi diberi sesuatu, beliau bersabda: “Bawalah ini kepada fulanah, ia teman dekat Khadijah. Bawalah ke rumah fulanah, ia mencintai Khadijah” (Hadits Riwayat Imam al-Bukhari dalam Adab al-Mufrad dan al-Bazzar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar